Mamapocin
  • Home
  • Parenting
    • Parenting
  • Beauty
    • Beauty
  • Health
    • Health
  • Travel
    • Travel

Home tips Ceritaku Vaksin COVID-19 di Puskesmas dan Tips Aman Vaksinasi

Ceritaku Vaksin COVID-19 di Puskesmas dan Tips Aman Vaksinasi

Ika Gifka Maret 27, 2021 36

 

Semuanya terjadi di siang weekend nan cerah.  Berawal dari kiriman di salah satu member di grup Whatsapp-ku, sebuah pesan yang telah diteruskan berulang kali berisi informasi pendaftaran vaksin COVID-19 di puskesmas dekat rumah. Vaksin ini dikhususkan untuk golongan tenaga kesehatan, pendidik, dan pedagang pasar.

 

Aku sendiri, terus terang saja tidak terlalu antusias dengan gegap gempita vaksin COVID-19 yang mulai didistribusikan di Indonesia sejak awal tahun ini. Berbeda denganku, suamiku sangat bersemangat untuk divaksin. Alasannya, dengan divaksin, adalah salah satu bentuk ikhtiar kita dalam memerangi pandemi ini. 

 



Maka, ketika diberitahukan informasi ini, pak suami langsung mendaftarkan kami berdua. Katanya, vaksin COVID-19 kan masih dijatah, jadi jika ada kesempatan segeralah mendaftar. Benar saja, keesokan harinya setelah kami mendaftar, link pendaftaran tidak bisa diakses lagi karena kuotanya sudah penuh.

 

Akan tetapi Moms, ingatlah selalu untuk melakukan cross check informasi jika menerima pesan berantai di dunia maya. Terlebih jika untuk pengisian formulirnya diminta data pribadi yang sifatnya spesifik. Untuk informasi vaksin COVID-19 di puskesmas ini, pak suami sempat bertanya ke pengurus RT dan RW setempat untuk memastikan kebenarannya.



"Ikut serta dalam program vaksinasi  COVID-19 adalah salah satu bentuk ikhtiar dalam memerangi pandemi ini."

  

Singkat cerita, kami berdua akhirnya terdaftar menjadi bagian dari penerima vaksin di puskesmas wilayah perumahan kami. Besoknya, kami mendapatkan WA konfirmasi dari pihak puskesmas dan diminta untuk datang sesuai jadwal yang telah ditentukan. 

 

Dalam tulisan kali ini, aku akan menceritakan pengalamanku vaksin COVID-19 tahap 1 di puskesmas beberapa waktu yang lalu. Aku juga akan sharing tips aman vaksinasi. agar ketika vaksin COVID-19 tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan. Semoga tulisan ini bisa membantu setiap orang yang akan menerima vaksin COVID-19 juga nantinya.

 

Baca juga : Kumpulan Cerpen COVID-19

 

Alur Vaksin COVID-19 di Puskesmas

Kami sampai di puskesmas jam 09.20 WIB, telat 20 menit dari jadwal yang telah ditentukan. Sesampainya di sana, suasana sudah cukup ramai. Untungnya puskesmas ini memiliki ruang tengah yang terbuka dan semua orang taat aturan untuk memakai masker. Sembari pak suami mendaftar ulang, aku memutuskan menunggu di mobil saja, demi mengurangi keramaian.

 

Jauh berbeda dari perkiraanku sebelum berangkat, ternyata sesi vaksin ini cukup menyita waktu. Ada 4 pos yang harus dilewati dari awal hingga diperbolehkan pulang. Akan aku bahas satu persatu.


  1. Pos Pendaftaran

Ketika datang di puskesmas, penerima vaksin yang telah mendaftar digital, diharuskan mendaftar ulang. Di pos pendaftaran, akan diminta untuk menunjukkan KTP, kartu BPJS dan surat keterangan yang menjelaskan jika pendaftar termasuk dalam golongan yang diperbolehkan menerima jatah vaksin saat ini. Misalnya, untuk pendidik, dengan menyertakan SK Guru.

 

Mungkin karena lumayan banyak yang mendaftar di hari itu, maka proses antri dari meletakkan berkas hingga dipanggil oleh petugas puskesmas memakan waktu kurang lebih 30 menit.

 

Pos Pendaftaran yang sudah kosong.
dok. pribadi


     2. Pos Screening

 

Setelah mendaftar, masing-masing kami akan menerima nomor urut untuk kemudian di panggil ke ruangan screening. Dalam ruangan ini, sudah ada dokter yang menunggu untuk melakukan screening kesehatan. Dokter yang kemudian akan memberi keputusan apakah calon penerima vaksin dalam kondisi yang sehat dan bisa divaksin pada saat tersebut.

 

Jangan salah, tidak semua orang yang sudah masuk ke ruangan ini, akan diperbolehkan melanjutkan ke pos vaksin loh. Seorang ibu yang masuk duluan sebelum pak suami pada akhirnya terpaksa pulang kembali tanpa divaksin karena tekanan darahnya yang tinggi.

 

 

Pos Screening. Dok. Pribadi.

 

Ketika screening, akan diperiksa tekanan darah, dan dokter akan mengajukan pertanyaan yang lumayan banyak. Diantara yang masih aku ingat adalah :

  • ada riwayat bepergian keluar daerah, lalu batuk pilek?
  • pernah menderita COVID-19 sebelumnya?
  • pernah divaksin (apa saja) dalam 3 bulan terakhir?
  • ibu hamil/menyusui?
  • ada riwayat sakit berat? jantung? diabetes? asma?
  • menderita HIV?
  • dst.


Jika kemudian menurut dokter calon penerima vaksin layak untuk divaksin, maka dokter akan menandatangani kertas nomor urut yang diterima saaat pendaftaran tadi. Di pos screening ini, juga menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit. Tahap selanjutnya barulah menuju ke pos vaksin.

 

        3. Pos Vaksin

 

Pos vaksin adalah satu-satunya ruangan dengan AC yang dinyalakan. Hal ini tentunya karena untuk menjaga kualitas vaksin diperlukan suhu yang dingin saat penyimpanannya. Vaksin disuntikkan di lengan kiri bagian atas. 

 

Tidak ada yang spesial di pos vaksin ini sebenarnya. Sama saja dengan ketika vaksin yang lainnya. Sama seperti di pos-pos sebelumnya, proses antrian vaksin kurang lebih 30 menit.

 

        4. Pos Observasi

 

Tahap terakhir adalah observasi setelah vaksin selama lebih kurang 30 menit. Observasi bertujuan agar jika terjadi efek samping setelah vaksin, maka bisa segera cepat ditangani oleh tenaga kesehatan di puskesmas. Tapi, alhamdulilah, sepanjang aku menghabiskan waktu hampir 2 jam di puskesmas hari itu, tidak ada yang mengeluhkan efek samping apapun. 

 

 

Pos Observasi. Dok. Pribadi


Observasinya harus di puskesmas? Iya dong. 

Bisa langsung pulang aja gak sih, kan udah selesai vaksinnya? Gak bisa juga, karena surat panggilan untuk vaksin COVID-19 tahap 2 baru akan diberikan setelah masa observasi berlalu.

 

Tapi tenang Moms, observasi tidak harus di ruangan puskesmas. Aku dan suami memutuskan menunggu selama 30 menit di dalam mobil di parkiran saja, demi mengurangi interaksi dengan orang lain.

 

Akhirnya setelah penantian panjang, dan alhamdulillah tidak ada efek samping setelah vaksin, kami diperbolehkan pulang. Kami dibekali surat panggilan dan diminta ke puskesmas lagi 14 hari berikutnya untuk menerima vaksin COVID-19 tahap 2. Di dalam surat ini juga disertakan nomor handphone petugas puskesmas yang bisa dihubungi sewaktu-waktu jika sekiranya dalam 14 hari ke depan ada keluhan yang terkait dengan vaksin COVID-19 tadi.

 

Baca juga : Aturan Minum Obat Herbal yang Benar

 

Tips Aman Vaksinasi

 

Aku dan suami, hingga saat aku menulis ini, alhamdulillah bisa dibilang tidak merasakan efek samping yang berarti, kecuali rasa sakit di bekas suntikan. Rasa sakitnya masih standar sih, tidak juga yang sampai bengkak atau memerah atau terasa sangat sakit sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Rasa sakit bekas suntikan vaksin ini mulai menghilang setelah hari ke 2 pasca vaksin.

 

Dari cerita beberapa teman yang sebelumnya sudah vaksin juga, ada beberapa efek samping yang umumnya terjadi, seperti merasa lemas stelah vaksin, keringat dingin, dan mengantuk. Tapi.., setelah ditelusuri, penerima vaksin dengan keluhan tadi, memiliki satu kesamaan, yaitu sebelum vaksin belum sempat sarapan!

 

"Kondisi tubuh yang prima adalah tips untuk menjalani vaksinasi COVID-19 yang aman dan nyaman."

 

Nah, agar proses vaksinasi COVID-19 tetap aman dan nyaman, berikut adalah beberapa tipsnya.

 

  • Pastikan tubuh dalam kondisi prima sesaat sebelum vaksin. Di poin ini mencakup ke dalam istirahat yang cukup semalam sebelum jadwal vaksin.

  • Sarapan dulu sebelum divaksin! Proses tahapan vaksin COVID-19 bisa sangat memakan waktu yang lama, jangan sampai menahan lapar dan berakibat pusing, merasa lemas, berkeringat dingin setelah vaksinasi selesai dilakukan. 

  • Bawa kelengkapan administrasi seperti KTP, BPJS dan surat keterangan pendukung lainnya. Untuk ini bisa ditanyakan langsung pada petugas puskesmas terkait sebelum jadwal vaksin dilaksanakan. 

  • Karena antrian vaksinasi lumayan lama dan panjang, siapkan cemilan dan air minum sendiri. Jangan lupa kelengkapan wajib lainnya seperti tisu basah dan hand sanitizer. 

  • Tetap patuhi protokol kesehatan selama proses vaksinasi. Gunakan masker, tetap jaga jarak dan hindari keramaian dan ruang tertutup jika masih memungkinkan.

 

Secara garis besar, pengalamanku vaksin COVID-19 tahap 1 cukup menyenangkan, kecuali bagian dimana aku mendapat giliran vaksin menjelang makan siang. Walaupun telah sarapan, tetap saja aku vaksin dalam kondisi kelaparan, karena tidak ada persiapan snack makanan di mobil. Untuk cerita vaksin COVID-19 tahap 2 insyaAllah akan aku ceritakan di tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat!

 

 

 

 

 

 

Tags: covid19 health mystory tips
Share:
Ika Gifka
A lifestyle blogger. Loves to write and learn new things. Have a dream to make better world with her words.

36 komentar :

  1. iputpj30 Maret 2021 pukul 19.34

    Sehat selalu yaaa mom

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka31 Maret 2021 pukul 07.01

      iya mom.. stay safe yaa

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  2. Maulida31 Maret 2021 pukul 03.30

    Harus tunggu jadwal dulu ya mom? Kalau untuk mengajukan vaksinasi bisa gak sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka31 Maret 2021 pukul 07.01

      bisa mom, cari-cari info di puskesmas terdekat

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  3. Rika Amelina31 Maret 2021 pukul 03.41

    Seru mbak cerita vaksin nya 😍 Jadi penasaran pgn vaksin juga, setidaknya bisa jadi lebih tenang di masa pandemi ini ehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka31 Maret 2021 pukul 07.02

      iya mom. paling tidak bikin tenang. yuk vaksin mom

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  4. Nii-chan31 Maret 2021 pukul 05.52

    Sehat selalu moms, aku kalau ada kesempatan pengen juga sayang belum ada info vaksin untuk ibu menyusui di daerahku. Baru orang tua dan suami karena dari tempat kerja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka31 Maret 2021 pukul 07.03

      ibu menyusui info terakhir sudah boleh sekarang kan mom?

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  5. Admin31 Maret 2021 pukul 05.59

    Mom Siska, itu daftar untuk vaksin daftar via aplikasi apa? Apakah aplikasi itu berlaku untuk nasional? Soalnya di kotaku, kami manual, harus datang jam 6 pagi (saya datang jam 7) sekedar menulis nama, nanti petugas puskesmas akan datang jam 8.30, baru nunggu lagi untuk dibagikan nomornya, dan saya pulang jam 4 sore, menunggu dari jam 7.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka31 Maret 2021 pukul 07.05

      ya ampun.. lama banget mom. bukan aplikasi sih mom, cuma isi formulir aja, jadi hanya berlaku di puskesmas itu aja mom

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  6. Putri Lasim31 Maret 2021 pukul 10.13

    seru banget mba ceritanya, btw emang klo bumil atau busui gak boleh vaksin covid kah mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka5 April 2021 pukul 15.19

      Busui sudah boleh Kaka, tapi bumil belum boleh

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  7. Alfa Kurnia - pojokmungil.com31 Maret 2021 pukul 23.34

    Alhamdulillah. Ini di daerah mana, Mbak? Saya juga barusan vaksin tahap pertama semoga nggak ada efek samping yang berarti. Dan semogaaaa semua bisa cepat dapat vaksin. Karena di daerahku termasuk lambat, Mbak. Huhuhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alfa Kurnia - pojokmungil.com3 April 2021 pukul 08.29

      update komen hehehe. Ternyata efek vaksin Astra lumayan juga di saya. Selain merasa ngilu juga seperti mengalami gejala flu, gitu. Alhamdulillah sehari aja efeknya abis itu udah segar lagi.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Ika Gifka5 April 2021 pukul 16.33

      Aku di Depok mba. Alhamdulillah.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    3. Balas
  8. EkaKuncoro2 April 2021 pukul 05.49

    Alhamdulillah ya mba. Aku juga sudah dapat 2x dosis vaksin. Jadi lebih tenang gitu ya mba. Alhamdulillah aku tidak ada efek yang parah, cuma pas dapet dosis kedua agak linu aja di badan.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  9. Rafika Dwi Rahmah3 April 2021 pukul 21.42

    Sehat selalu kak, aku mau vaksin masih maju mundur kenapa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka5 April 2021 pukul 16.34

      Hehe. Kenapa kak? Ayo vaksin, agar lebih terlindungi

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  10. Nii-chan4 April 2021 pukul 17.59

    Mau ikutan vaksin juga tapi di daerahku belum ada woro-woronya nih. Masih terbatas untuk lansia dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka5 April 2021 pukul 16.35

      Semoga segera ya kak. Kalau lansia di sana antusias gak? Di daerah ku antusias sekali

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  11. April Hamsa4 April 2021 pukul 20.26

    Iya sih mbak beruntung sudah dapat vaksin, karena banyak banget yang mengharapkan tapi belum dapat jatah buat vaksinasi.
    Di keluargaku yang dapat vaksin baru bapak ibuku karena masuk ke prioritas lansia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka5 April 2021 pukul 16.35

      Alhamdulillah mbak. Semoga yang lain juga segera dapat vaksin yaa

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  12. Anonim5 April 2021 pukul 01.35

    Oh gitu ya, jadi salah satu penyebab munculnya reaksi setelah vaksin adalah belum sarapan.. hehe Sebagai salah satu orang yang suka skip sarapan harus siap-siap nih.. Bentar lagi dapet jadwal panggilan.. Hehehe Thank you info nya mbaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka5 April 2021 pukul 16.36

      Iya kak, sarapan penting ya ternyata.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  13. Anonim5 April 2021 pukul 01.35

    Oh gitu ya, jadi salah satu penyebab munculnya reaksi setelah vaksin adalah belum sarapan.. hehe Sebagai salah satu orang yang suka skip sarapan harus siap-siap nih.. Bentar lagi dapet jadwal panggilan.. Hehehe Thank you info nya mbaa

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  14. Larasatinesa5 April 2021 pukul 02.06

    Di lingkunganku belum ada info nih soal vaksin, padahal aku udah kepengen banget divaksin. Seenggaknya agak lebih tenang gitu.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  15. Iis Sumarni5 April 2021 pukul 06.14

    Makasih buat infonya Mom. Gak sabar buat nunggu giliran divaksin nih

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  16. Visya Al Biruni5 April 2021 pukul 06.56

    Aku termasuk awam juga sial vaksin Mbak. Baca postingan inj jadi tercerahkan. Kalo yang fase 2 jeda berapa lama dengan fase 1 Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ika Gifka5 April 2021 pukul 16.39

      Fase 2 14 hari setelah vaksin pertama. Tapi kalau lansia jaraknya bisa sampai 28 hari setelah vaksin pertama mbak.

      Hapus
      Balasan
        Balas
    2. Balas
  17. Diah Alsa5 April 2021 pukul 19.14

    saya belum vaksin nih, masih menunggu, karena yang diutamakan selain Nakes dan mereka yang bekerja pada pelayanan publik adalah para lansia.
    semoga dengan adanya vaksin dapat melindungi kita ya.
    makasih tipsnya ya Mbak, berguna pasti nih jika nanti vaksin juga :)

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  18. Aldila Kun Condroweni6 April 2021 pukul 07.29

    Post vaksinasi emang ditujukan agar bisa memantau kondisi orang yg baru saja di vaksin, apakah ada efek samping atau tidak. Jd emg harus di lokasi vaksinnya.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  19. Fenni Bungsu6 April 2021 pukul 15.19

    Sebelum di vaksin ditanya dan diperiksa ya, ada penyakit apa. Makanya memang kudu yang badannya fit ya yang bisa di vaksin agar tidak ada efek samping

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  20. atiq - catatanatiqoh6 April 2021 pukul 18.08

    wah sudah ya, alhamdulillah mbak.. semogga sehat selalu ya :) makasih tipsnya

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  21. K. Niken7 April 2021 pukul 06.11

    Aku belum Vaksin mbak. Tapi waktu itu dengar cerita dari adik ipar yang sudah lakukan vaksin tahap 1 dan 2.
    Dan penjelasannya juga sama seprti di artikel ini.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  22. Mellisa8 April 2021 pukul 08.06

    Baru tau ada pos observasi juga ya, jadi lebih mudah diamati oleh pihak Puskesmas juga kalau amit-amit ada efek sampingnya.

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  23. Renayku10 April 2021 pukul 17.20

    Aku jg ga antusias utk vaksin covid 19 hehe.. klo dpt jatah ya suntik, ga dpt jg gpp.. gak merasa penting bgt utk divaksin

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar ( Atom )
Designed by OddThemes

About Author

Hi, I'm Ika, a lifestyle blogger.

Stay Connected

Popular Posts

  • Yakin Pencernaan Si Kecil Sehat? Yuk, Cek dengan Tummypedia
  • 5 Fakta Menarik Wedding Aggrement dari Novel Hingga Film
  • Review : Perawatan Wajah Korea Tanpa Downtime di Skinda Dermatology Jakarta
  • Melejitkan Omzet Berjualan dengan QR Code dan Click & Collect, Fitur Terbaru Blibli.com
  • Kumpulan Cerpen COVID-19 : Ketika Lockdown
Diberdayakan oleh Blogger.

Category

  • beauty
  • health
  • motherhood
  • mystory
  • parenting
  • resep
  • review
  • tips
  • travel

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *