Iya kan Mamas? Siapa Mamas yang setuju dengan ungkapan di atas?
Yes, tidak ada orang tua (dalam hal ini terutama Mom) yang sempurna, karena toh ilmu parenting juga memiliki banyak "aliran", tidak ada yang benar-benar BAKU. Maka.. it's really does not matter not to be PERFECT.
Tapi..., kalo berusaha boleh donk? Kalau yang satu ini, it's a must. Tapiiii.., tetap ada tapinya, jangan sampai usaha tersebut malah membuat Mamas menjadi unhappy. just don't be hard to your self, remember you have doing a great job!
Jika saat ini Mamas merasa sepertinya I'm starting to lose your mind, mungkin sudah saatnya Mamas mengambil jatah Me Time. Salah satu Me time favorit saya adalah membaca, terutama cerita-cerita unik Mamas lainnya mengenai parenting, misalnya cerita di www.komikpersatuanibuibu.bentangpustaka.com dan http://nova.grid.id/ . Makes me feel like I'm not alone in this hectic parenting world. So Mamas, take a deep and long breath. Duduk lah sebentar, siapkan cemilan dan silakan membaca kisah saya, #5MenitAja , atau mungkin lebih. 😊
Setelah melahirkan anak pertama, Princess R, saya tidak pernah menyadari kalau saya sangat berusaha menjadi PERFECT Mom. sampai suami saya menyadarkan saya pada suatu saat.
Alhamdulillah, sejak lahir saya sudah bisa memberikan ASI eksklusif pada Princess R dengan lancar, karena saya tidak bekerja. Masalah mulai muncul ketika Princess R berusia 8 bulan, dan saya sudah harus mulai melanjutkan kuliah setelah cuti 1 semester. Dan menjadi luar biasa karena dalam semester ini saya diwajibkan mengikuti program PKL di luar kota selama seminggu penuh. Banyaknya tugas dan stressor menjelang PKL, lama kelamaan membuat produksi ASI saya menurun drastis. Dalam sekali Pumpung hasilnya tidak jauh dari angka 20 CC, padahal saya sudah sengaja Pumping di malam hari. saya semakin stress, dan tentunya seperti lingkaran setan, stres saya semakin membuat produksi ASI semakin sedikit.
Saya curhat ke suami, orang yang terdekat dengan saya di saat itu. Suami saya malah menyarankan susu formula, yang menurut saya sama sekali bukan solusi, dan menurut saya, suami saya malah semakin membuat saya sedih dan merasa sendirian karena tidak mendukung keinginan saya memberikan ASI sampai 2 tahun.
"Princess R sekarang sudah 8 bulan kan?" tanya suami saya lembut ketika suatu malam saya menangis sambil memegangi hasil ASIP yang hanya beberapa tetes.
Saya hanya menjawab dengan anggukan lemah.
"Berarti sudah bisa makan makanan lain termasuk susu formula kan?"
Saya tidak menjawab, karena tahu arah pembicaraan ini kemana. Dan saya masih berprinsip tidak akan menyerah mengaASIhi sampai 2 tahun.
"Ayolah.. coba saja beri susu formula dulu, hanya beberapa hari. Tidak perlu dipaksakan pumping dulu, beristirahat lah yang cukup. Minum susu formula kan bukannya tidak boleh, hanya saja menjadi TIDAK SEMPURNA." suami saya mencoba membujuk untuk kesekian kalinya.
Entah kenapa, kali ini saya membenarkan perkataan suami saya. Benar juga sih, bukannya tidak boleh, hanya saja TIDAK SEMPURNA. Dan saat itu saya memutuskan untuk menyerah sementara, dan tidak terlalu keras memaksa diri saya. Saya mengizinkan diri saya fisik dan psikis untuk beristirahat sejenak, karena yang sebenarnya saya inginkan bukan kesempurnaan. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik yang bisa saya berikan untuk Princess R.
Beberapa hari berlalu tanpa kegiatan pumping rutin di malam hari, tanpa kecemasan habisnya stok persediaan ASIP di kulkas karena susu formula siap sedia menggantikan, saya mencoba lebih fokus dengan kuliah dan menikmati prosesnya. Tahukah Mama's, it's really work! Dalam beberapa hari saya merasa lebih baik, lebih happy, maka produksi ASI kembali surplus. Alhamdulillah. Susu formula yang saya siapkan hanya tersentuh beberapa kali saja, sisanya masih bisa terpenuhi dengan stok ASIP yang ada.
Belajar dari kejadian tersebut, saya tetap selalu berusaha agar menjadi orang tua yang ideal untuk anak-anak saya. Tapi.., tidak memaksa untuk menjadi sempurna. Saya memberikan MPASI rumahan, karena saya stay home mother, tapi bukan berarti saya tidak pernah memberikan MPASI instan sama sekali. Misalnya ketika sedang liburan karena alasan kepraktisan dan namanya juga berlibur, mom juga liburan Donk.. 😊
#ILoveMyImperfections. Saya yakin yang dibutuhkan anak-anak bukanlah ibu yang sempurna tetapi ibu yang bahagia. happy mom, happy Kids.
So Mamas, tidak ada salahnya beristirahat sebentar. Take your time, love your self, love your imperfections. Just enjoy the process and be happy, karena sesungguhnya kebahagiaan itu menular.
Posting Komentar