"Dibalik kesuksesan seorang pria, pasti ada peran wanita hebat dibelakangnya. " (Anonim).
Dahulu, cita-citaku sederhana saja, aku ingin menjadi salah satu wanita hebat yang berperan penting dalam kesuksesan seorang pria, yang aku pikir waktu itu adalah suamiku. Tapi, takdir berkata lain. Ketika aku menikah, Alhamdulillah aku diberikan seorang pria yang sudah 'hampir sepenuhnya jadi'. Sebelum menikah denganku, suamiku sudah menyelesaikan jenjang pendidikannya hingga S3, memiliki karir yang baik, dan kehidupan yang sudah mapan. Singkat cerita, pria ini seperti sudah selesai dengan keinginan duniawi, kecuali satu hal, berkeluarga dan mempunyai keturunan. Dan siapakah wanita hebat dibalik kesuksesannya? Ibu mertuaku, tentu saja.
Ibu mertuaku, atau yang biasa aku panggil Ibuk, adalah seorang wanita sederhana yang memutuskan berkarir di rumah saja sebagai ibu rumah tangga. Sebelumnya aku terbiasa berpikir bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga sama sekali tidak keren. Hanya mengurus anak di rumah saja, apa hebatnya? Tapi semua persepsiku berubah, setelah aku memiliki anak sendiri. Sungguh, menjalani profesi sebagai Ibu Rumah Tangga saja terasa sangat berat. Mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habis-habisnya sangat menguras tenaga dan emosi, ditambah lagi jadi kurang pergaulan di luar rumah, pasti rasanya sangat membosankan.
Seiring berjalannya waktu, aku mendengar banyak cerita mengenai Ibuk. Ternyata walaupun hanya seorang ibu rumah tangga, Ibuk memiliki banyak keahlian. Bila memasak, makanannya sangat lezat. Beliau ahli menjahit, mengambil kursus bahasa Inggris agar bisa mengimbangi kemajuan zaman, dan belajar kerajinan Lak Palembang, sebuah seni lukis tradisional khas dari kota Palembang . Beliau juga belajar mengemudi, agar lebih mandiri dan leluasa mengantar-jemput anak-anak ketika bersekolah. Bahkan, hingga sekarang di usianya yang bisa dibilang sepuh, beliau masih aktif dan bersemangat mengantarkan-jemput cucunya ke sekolah.
Kisah hidup Ibuk, kemudian menginspirasiku. Sejak menikah dan memiliki anak, aku memang memutuskan berhenti bekerja sementara dan mengurus sendiri anak-anak di rumah. Terkadang rasa bosan melanda, aku merindukan beraktifitas di luar rumah dan bertemu dengan banyak orang baru. Perlahan aku mulai menata kembali kehidupanku untuk tetap produktif tanpa harus meninggalkan tugas utamaku mengurus suami dan anak-anak.
Mencontoh kepada Ibuk, aku mulai bergabung dengan beberapa komunitas untuk mendukung aktifitas sehari-hari yang bernilai produktif. Di dalam komunitas, aku belajar banyak hal-hal baru. Aku belajar menjahit, mencoba resep-resep baru, berbisnis kecil-kecilan dengan membuka toko online, membuat proyek DIY seperti decoupage di rumah. Aku juga belajar menulis untuk sekadar menyalurkan ide dan pemikiranku, juga untuk berbagi pengalaman dengan orang lain. Sekarang aku tidak lagi didera rasa bosan, aku menjadi lebih bahagia dan bersemangat menjalani hari-hariku.
Tidak selamanya hubungan mertua-menantu berjalan kurang harmonis seperti di sinetron-sinetron yang sering diputar di televisi. Aku bersyukur, setelah menikah, aku memiliki seorang lagi sosok ibu yang menginspirasiku selain Mama. Selamat Hari Ibu, Mama dan Ibuk, dua wanita hebat dalam hidupku. Semoga di kemudian hari, aku juga bisa mengikuti jejak kalian, menjadi kunci kesuksesan hidup buat anak-anak kelak.
~~~~~
Note : Tulisan ini telah dimuat di Fimela
Note : Tulisan ini telah dimuat di Fimela
Sungguh bahagia jika bisa akur dengan mertua, bisa dekat seperti halnya orangtua kita sendiri, Aahh bahagianya.
BalasHapusSalam tuk Ibuknya ya Mbak, moga sehat selalu. :)
Wah, semoga mbak & ibu mertua bisa akur terus ya.. Seneng deh kalau lihat hubungan Menantu-Mertua yang malah kelihatan seperti hubungan Anak-Ibu sendiri..
BalasHapusAlhamdulillah ya punya ibu yang sangat pengertian dan sayang. Semoga kita kelak bisa jadi ibu dan mertua yang sangat menyayangi dan disayang anak menantu juga. Aamiin
BalasHapusSenang banget ya mbak kalau punya mertua yang bisa akrab, alhamdulillah mertuaku juga baik banget dan tidak mencampuri urusan rumah tanggaku dan suami. hehe
BalasHapusBenar banget ini mbaak, membangun hubungan dengan mertua ternyata sesuatu yang awkrd. Tapi untungnya mbaa bisa akrab dengan mertua semoga suatu hari nanti kalau sudah punya mertua aku bisa akrab dengan beliau mba.
BalasHapusWah keren ceritanya dimuat di fimela 😆 Btw selamat hari ibu 😊 setiap Ibu npasti memiliki hal yang bisa kita pelajari
BalasHapusBenar sekali Mba, aku juga merasakan hal ini dengan ibu mertuaku yang super baik dan sayang banget sama aku.. jadi alhamdulillah gak pernah ngerasain yang kayak di sinetron.
BalasHapusAhh love banget Mbaak sama tulisan ini. Seriously. Alhamdulillah diberikan ibu mertua baik hati dan inspiratif yaa Mbak. Kita memang patut mencontoh para kaum ibu zaman dahulu yaa, Dari Sisi Semangat membersamai keluarga dan Semangat belajarnya :')
BalasHapusterharu.. mama pocin selalu bisa bikin cerita yang bikin aku terenyuh.. alhamdulillah aku juga punya mertua yang baik banget.. rasanya seneng kalau lagi berdua sama beliau.. semoga kita akur terus sama mertua ya.. aamiin
BalasHapusKalau membaca pengalaman membahagiakan antara hubungan mertua dan menantu daku jadi kepengen nikah biar punya mertua, hehe
BalasHapusAlhamdulillah, aku juga punya ibu mertua yang baik. Malah aku ini nggak dianggap menantu, perlakuan sama seperti anaknya. Jadi harus banyak bersyukur.
BalasHapusJujur ini yang paling bikin aku was-was kelak akan menikah nanti. Tapi semoga semuanya baik-baik yaa, aku bisa diterima di mertua juga keluarganya sekaligus hehe aamiin
BalasHapusKalau ngomongin bumer, aku spechless... mungkin aku bagian dari salah satu yang di sinetron itu. Sedih? Iya. Tapi mau gimana lagi. Walau sudah mencoba gono-gini, nampaknya aku yang lebih baik memilih menghindari konflik. Hihi
BalasHapusSetujuuu sangat, kakak ipar saya punya kakak2 ipar yang care banget sama ibu mertua. Hubungannya cair banget, seperti ala ibu dan anak pada umumnya.
BalasHapus