Keluarga kami adalah keluarga pedagang. Kakek terkenal sebagai pedagang emas di kampung kami, pun anak-anak beliau juga memilih berdagang sebagai mata pencaharian meskipun tidak dalam bidang yang sama. Mama dan papa memilih berdagang di bidang kesehatan dengan membuka toko obat di kota kelahiranku. Sebuah kota kecil di sudut sumatera barat sana.
Di kota kecil yang baru berkembang itu, toko obat keluarga kami termasuk yang cukup laris dan banyak pembelinya. Selain karena barang-barang yang dijual di toko kami cukup lengkap, juga karena toko pesaing jumlahnya juga masih sangat sedikit.
Seiring berjalannya waktu dan semakin ramai perantau yang datang ke kota kami, persaingan usaha toko obat juga semakin sulit. Terlebih lagi ketika beberapa tahun yang lalu, sebuah apotek 24 jam mulai membuka gerai di kota kami. Para pemilik toko obat yang juga merupakan teman-teman Papa banyak yang mengeluh dan cemas jika hasil penjualan berkurang karena pembeli yang bisa saja beralih ke toko tersebut.
Tapi anehnya, alih-alih merasa cemas, Papa dan Mama malah tetap bersemangat berjualan dan optimis dengan masa depan toko obat kami. Mama bilang, "Tidak perlu takut, apalagi merasa iri. Rezeki tiap orang sudah ditetapkan. Bukan berarti jika toko sebelah lebih ramai, maka jatah rezeki kita yang berkurang. Allah Maha Adil. Dia yang akan mencukupkan kebutuhan setiap hamba-Nya."
Mama benar, bahkan setelah bertahun-tahun dengan pesaing yang semakin bertambah, toko obat (sekarang sudah menjadi apotek) keluarga kami Alhamdulillah masih laris dan ramai pembelinya.
Saat itu, Mama hanya berbicara sekilas lalu saja. Tapi, aku mengingatnya sampai dewasa dan pergi merantau ke kota besar. Aku membuka usaha kecil-kecilan untuk tambahan pendapatan sambil mengurus anak di rumah. Di kota besar tentunya ada banyak sekali pesaing dengan usaha sejenis. Tapi aku tetap optimis menjalankan usaha ini, karena aku yakin rezeki masing-masing kita tidak akan tertukar. Tugas kita hanya berusaha dan berdo'a, dan kemudian Allah SWT yang akan mencukupkan.
~~~~~~~~~
Note : Tulisan ini telah dimuat di fimela.com
Keren Mba MasyaaAllah. Saya malah keluarga oekerja semua. Jadi mau dagang malah kurang didukung. Disuruh cari kerja aja 🤣
BalasHapusJangankan dalam hal berniaga, dalam kehidupan kita di dunia sebenarnya pun kita sedang bersaing untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa ya.
BalasHapusSuka bacanya.
BalasHapusSebagai seorang IRT dengan suami yang masih jauh dari kata mapan ala ortu saya, kadang saya bosan mendengarkan kecemasan-kecemasan orang tua yang seharusnya lebih bijak menyemangati ya.
Insha Allah, selama masih semangat mengejar rezeki, akan selalu ada untuk kita :)
Apa yang disampaikan oleh ibu mbak adalah ilmu tauhid tingkat tinggi loh. Jadi keyakinan penuh bahwa Allah lah sang maha pemberi rejeki.
BalasHapusMasya Allah tabarakallah, sehat terus buat ibunya mbak :)
Rezeki memang sudah ada yang mengatur ya Mba, mau seperti apapun kita sebagai manusia harus berserah diri kepada Allah Swt tentunya setelah berusaha.
BalasHapusMasyaAllah... Makasih sudah menuliskan pesan ibunya, Mba. I really need to hear this a lot saat sedang gundah seperti sekarang. Harus yakin bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah ya. Yang penting harus terus berusaha dan berdoa.
BalasHapusArtikel yang singkat tapi padat.. aku jadi merasa tenang setelah baca tulisan ini.. makasi ya mamapocin.. aku tambah semangat nih menjalani hari karena rezekiku sudah diatur oleh Allah Swt yang Maha Kaya jadinya ga perlu cemas...
BalasHapusIya mbak insyaAllah usaha tidak mengkhianati hasil ya.Asalkan dari kitanya tekun berusaha dan berdoa insyaAllah rezeki tetep akan datang menghampiri kita walau saingan ya banyak :D
BalasHapusSetuju mbak. Rejeki itu karena usaha. Ibarat doa, kalo gak diminta, ya mana dikasih sama yang diatas. Iya kan?
BalasHapusya Allah, makasih mbak pengingatnya. Rejeki itu pasti, tak akan tertukar dan hilang. Kemuliaan hiduplah yang dicari...
BalasHapusJadi pengingat banget ya, jika rezeki itu sudah pasti, Allah yang sudah mengatur, Tidak akan tertukar ataupun hilang ya
BalasHapusCeritanya inspiratif sekali
BalasHapusBakal jadi percontohan finalis lain nya nih.
Semuanya juga begitu. Kalau soal rezeki manusia wajib mencari meski hasilnya kita serahkan kepada Sang Pencipta
Percayalah rezeki itu sudah ada untuk kita. Tinggal bagaimana meraihnya dengan cara yang baik. Dan sabar bila memang ternyata bukan rezeki untuk kita
BalasHapusMasyaAllah suka banget sama tulisannya ka hhi btw sama banget nih kebetulan keluarga aku jg para pedagang semua hhi
BalasHapusSetuju.. Rezeki tidak akan tertukar.. Allah Maha Tau apa yg dibutuhkan hambaNya.. Keep positive thinking 💪
BalasHapusPagi2 hari Senin, suka sekali bacanya jd semangat buat bekerja dan beraktivitas gtu mbak. Bener asal kita yakin, rezeki tak akan ke mana ya mbak, tentu aja harus diiringi dengan usaha dan doa
BalasHapusgak pernah bosen baca artikel singkat ini.. selalu tertampar dan berasa dicambuk jadi lebih semangat menjalani rutinitas sehari2 hehe
BalasHapusRejeki insyallah gak ketuker mbak. Biasanya, yang lama itu yg banyak pelanggan krn udah pada kenal.
BalasHapusRezeki sudah digariskan mbak, gak mungkin nyasar atau tertukar. Suka banget deh mbak bacanya, jadi lebih termotivasi akunya
BalasHapusIya bener banget. Aku termasuk orang yang sangat percaya sama rezeki Allah. Ngga perlu takut ngga ke agian, karena rezeki tiap hamba sudah ditentukan takarannya. Kita cuma perlu berusaha aja.
BalasHapusMasyaAllah ibunya mbak bner2 support system terbaik, selalu optimis dan memberikan dukungan :D
BalasHapusBarokallah ya Mama POcin, nasihat ibu sungguh bikin kita melek
BalasHapusRejeki itu misteri dan ga akan pernah bisa ketuker.
Kadang warungan mertua juga sepi, terus kadang sedih gitu namanya jualan kadang pasang surut
Iyyeeess. Saya juga yakin seperti Mama Mbak, InsyaAllah rejeki itu gak akan tertukar, udah ditetapkan jadi rejeki kita ya pasti akan jadi rejeki kita walau jalannya kadang harus berputar2 terlebih dahulu.
BalasHapusMasyaAllah, toko obatnya udah jadi apotek ya sekarang, pasti pelanggannya banyak ya Mbak :)